Halaman

Sabtu, 07 April 2012

Sarang Story


Sebagai seorang mahasiswa baru yang mendaftar di sebuah fakultas, ini merupakan pengalaman baru bagiku. Ini adalah  pertemuan terakhirku sebelum aku mengikuti ospek . Aku dan teman-temanku masuk ke dalam ruangan untuk mengikuti beberapa pengarahan untuk perlengkapan ospek. Di selah-selah mendengarkan pengarahan  datang seorang cewek yang terlambat datang.
“ Permisi ka….!!!! Masih bisa masuk…..???? ” kata mawar dengan lembut dan sopan.
“ Ya,  silahkan masuk. Cari tempat kosong.”kata panitia sambil menunjuk ke arah kursi yang kosong.
Penjelasan yang keluar dari mulut panitia pelaksana bak sebuah syair indah yang dilanturkan kepadaku. Sehingga aku tidak konsentrasi terhadap penjelasan hari ini. Cewek itu menjadi ratu di otak ku dan memerintahkan aku untuk tidak memerhatikan benda lain selain dirinya.
“wah… siapa yah nama cewek yang terlambat tadi itu…..???”  kataku dengan penasaran.
Setelah selesai pengarahan aku cepat-cepat bangkit dari tempat dudukku dan mencari cewek itu. Tujuanku hanya satu untuk mengetahui siapa namanya, berapa nomor handphonenya, tinggal dimana, dan kalau masih di beri kesempatan aku bahkan akan bertanya siapa nama mammy and pappynya, paman dan bibinya, dan kucingnya juga (sebuah pertanyaan yang tidak perlu dipertanyakan).
Tapi niatku itudengan terpaksa harus  ku buang jauh-jauh. Cewek itu sudah tidak ada,  suasana parkiran mulai sepi. Yang ada hanya beberapa orang yang lagi menungu jemputan . Aku mengambil keputusan untuk  pulang saja dan bertekad akan berusaha untuk mengethui siapa namanya.
***
Sore ini aku siap-siap berangkat ke kampus baru ku dan akan tinggal di asrama selama ospek. InsyaAllah aku akan tinggal di asrama selama ospek dan seterusnya. Aku melangkahkan kaki kananku keluar dari pintu rumahku dengan harapan dan doa.
“Semoga di kampus ini aku akan mendapatkan SESUATU  ”sambil tersenyum.
(kata SESUATU sengaja diperbesarkan dan diulang supaya lebih penasaran)
Dalam satu kamar ada tiga orang yang menempatinya, kami semua berasal dari kampung yang berbeda-beda.  Setelah berkenalan dengan mereka, kami ngobrol sampai larut malam bercerita mengenai kelebihan kampung masing-masing. Karena kutub atas dan bawah mataku saling tarik-menarik , aku mengambil keputusan untuk tidur dan mengistirahatkan tubuh yang lelah. Dan besok aku harus bangun subuh-subuh menyiapkan fisik dan mentalku untuk pergi berperang (ospek) ini semua antara hidup dan mati ku sebagai seorang  junior.
***

            Seiring berjalannya waktu , ospek telah ku lewati. Setelah melewati masa-masa pembantaian, dimaki, dicaci, dihina, dan semuanya yang jelek-jelek. Aku banyak  mendapatkan penbelajaran yang yang bermanfaat. Tapi ada satu yang belum aku tahu yaitu nama cewek itu. Dia tidak pernah bertanya selama ada pemberian materi, tidak pernah dikerjaiin sama senior. Penasaraaku sudah sampai pada tingkat kecamataan,seorang cewek yang misterius tapi bisa mengontor hati dan pikiran yang sering memberontak.
Tanggal 12 September 2007, kuliah perdana untuk semua fakultas. Niatku untuk mengetahui nama cewek itu sudah hampir sebesar bola matahari yang ada di cakrawa. Aku dan randy berjalan menuju kelas dan tak pernah terpikir di pikiranku akan melewati moment yang berbahagia ini. Aku secara tidak sengaja menjenggol cewek itu dan bukunya terjatuh. Sebagai cowok yang merasa punya tanggungjawab,aku pun mengambilkan buku cewek tersebut.
“ Ini bukunya. SORRY ya....!!!” kataku sambil tersenyum lebar.
“oh it’s OKY  udah biasa ko”
“ Bisa kenalan gak……???” aduh, sorry ya …..aku jadi banyak Tanya nih….!!! (sambil mengaruk kepala )
“ Santai aja, kamu gak usah geogi kaya sih. Well aku mawar” tersenyum dan menghulurkan tangannya
Ko aku bisa jadi bego kaya gih sih…?? Ko aku bisa salah tingkah….?? Kok….Kok…. Kok….. kok…... Aku pusing tujuh keliling. Seharusnya aku yang menghulurkan tanganku duluan bukan mawar. Tapi semua ini tidak perlu aku cari jawabannya lagi karena jawabannya sudah ada di depanku.
Dengan spontan aku merespon pertanyaan mawar dan langsung menghulurkan tanganku kepadanya dan berkata “ Hendra”..
“heheeee”
“ko kamu ketawa, ada yang lucu ya sama wajahku atau penampilanku katro” sambil memegang wajahnya dan kelihatan bingung.
“enggak ko, kamu yang santai aja ya gak usah georgi kaya gini. Aku pengen kamu buang jauh-jauh georgi kamu agar pembicaraan kita bisa lebih akrab.
“iya, hendra emang orangnya kaya gitu, pemalu….!!!. Apalagi sama cewek truz ceweknya kamu, pasti dia lebih malu.” Kata randy sambil tersenyum melihatku.
“eh apa-apaan kamu nih randy, aku gak kaya gitu tahu….” Balasku
“udah-udah gak usah berabatam, kalian lucu deh. Tadi aku ketawa karena pas kamu ngasih tahu nama kamu, jawabannya terlalu singkat dan kelihataan banget groginya.
“heheee” sambil mengaruk kepala (memangnya kenapa kepalanya di garuk terus mank ada kutunya ya)
“udah dulu ya aku mahu masuk ruangan dulu, baca-baca buku dulu sebelum dosenku masuk” katanya sanbil berjalan meningalkan aku dan randy
“ko kamu gak minta no HPnya, FB, atau TWITERnya sih hen…???”
“iya ko aku bisa lupa minta ya…!!. Itu semuakan penting untuk komunikasi…!! Bagaimana caranya untuk aku ketemu lagi sama dia….??? Mahasiswi yang ada di kampus ini bukan lumayan banyak tapi terlalu banyak.”
Aku dan randy berjalan melewati mahasiswa-mahasiswi yang tidak pernah punya keinginan untuk mencampuri urusan orang lain, yang meraka tahu adalah urusan merka sendiri aja. Aku sangat berterima kasih kepada tuhan karena telah memberiku nikmat walau hanya sebentar. Meskipun aku tidak mengetahui no HPnya tapi aku yaki kalau aku dan mawarmemang berjodoh kami pasti akan ketemu lagi.
***
Suara azan membangunkanku dari mimipi-mimpi yang indah , menuntut agar aku segera melaksanakan sholat subuh yang merupakan kewajibanku sebagai seorang muslim yang baik. Setelah itu aku bergegas mandi untuk ke kampus lebih awal dari biasanya dan berharap aku bisa bertemu dengan mawar lagi.
Satu jam, hari demi hari dan bulan demi bulan telah berlalu, namun bayangan mawar masih belum terlihat. Hati ini mulai gelisah apa ada yang buruk terjadi kepadanya. Mudah-mudahan mawar baik-baik sekarang dan tidak ke kampus dengan alasan benar-benar mendadak dan penting. Apa mawar tidak mengunakan jalan ini lagi untuk ke ruangan kuliahnya….??? Pertanyaan demi pertanyaan akhirnya mun cul di otak ku. Apa mawar akan menjadi cewek yang misterius lagi..???
“ Ran…. ko aku udah lama gak pernah lihat mawar ya…!!! Memangnya mawar kemana…???”
“ Gak tahu juga tu ya. Kamu pasti kangen sama mawar yaa….!!! Ayoo ngaku aja…!!!!”
“ Kalau kangen sih  mungkin gak wajar soalnya aku bukan siapa-siapanya mawar. Tapi aku hanya khawatir sama mawar..!!”
“kenapa kamu gak ke perpustakaan aja and minta biodata mawar sama petugas perpus.”
“Ide yang bagus banget, kenapa kamu gak ngomong dari dulu. Thanks banget ya atas sarannya.” berteriak sambil memeluk randy.
“Kalau gitu ayo kita ke perpus sekarang.”
“Ayo”
***

Suasana puspustakaan lagi sepi, hanya ada  beberapa meja yang terisi oleh mahasiswa yang lagi sibuk mengerjakaan tugas masing-masing. Namun semua itu tidak aku ambil pusing karena aku memang bukan orang yang GU ( gila urusan ) . Langsung saja aku menuju ke meja tempat petugas perpus duduk.
“Permisi bu, sorry saya ganggu sebentar waktunya. Saya mahu minta ibu tolang carikan saya biodata mahasiswi yang namanya mawar”
“Nama lengkapnya siapa”
“aduh… saya tidak tahu siapa nama lengkapnya . Bagaimana nih bu”
“ya udah enggak apa-apa kok. Tapi kamu tahu orangnya kan..??”
“ Iya bu.”
Dengan cepat jari jemari petugas perpus memgetik-ngetik tombol keybroad dan langsung mencari biodata tentang mawar. Hanya dalam hitungan beberapa menit muncul di layar monitor biodata mawar. Ternyata bukan 1  mawar yang ada di kampus ini tapi ada beberapa.




Sabtu, 17 Maret 2012

Cerita Tanpa Judul


Entah mengapa hati ini merasa ada sesuatu yang menganjal .  Apakah ada sesuatu yang buruk aKan terjadi . Kegelisahaan terus menghantui diri ini.  Sebanyak-banyaknya hari sialku di dunia ini aku merasa hari ini akan menjadi hari sialku yang terburuk selama aku masih hidup dimuka bumi ini.
Semuanya dimulai dari suatu sore yang sial, aku dan teman-temanku pergi membersihkan kebun yang merupakan bagian yang perlu kami renovasi untuk menjadi kebun-kebun surga.  Berhubung karena kebunku dekat dengan lapangan bulu tangkis, aku pun tidak melewati kesempatan untuk baksos plus olaraga .  Dengan asyiknya main (sebenarnya gak asyik hanya di buat-buat asyik untuk menghibur suasana) lawanku mengenakkan ku bola tangkis kearah perut ku. Dan semua orang tertawa, bagi orang itu emang lucu tapi mereka tidak mengetahui betapa sakit terkena bola tersebut. Dan aku memaafkan lawanku dengan alasan unsur ketidak sengajaan.
Tapi tidak untuk yang kedua kalinya,lawan ku mengenakan lagi kearah leherku. Sungguh ini memang keterlaluan. Dengan emosi  ujian nasional tingkat SMA aku melemparkan raket yang ada di tanganku dan mendatangi lawanku ini. Aku gak akan seemosi ini kalau lawanku langsung minta maaf. Lawanku tertawa dengan hati yang puas karena telah berhasil mengenaiku.
“jangan kau pikir kau laki-laki tidak berani ku lawan…. Biar siapa disni kulawan juga kalau memang aku benar” kataku dengan hati yang benar-benar kesal.
Dan apa responnya lawanku…!!!! lawanku hanya tertawa. Sungguh manusia yang tidak punya hati dan perasan . dan kalau bisa jujur(memang aku mau jujur ko)dari awal aku tidak pernah menyukainya semuanya serba sok. Sok ganteng,sok pintar, sok keren, semuanya deh. Sebenarnya aku malas menulis cerita ini karena harus mengingat kajadian itu. Tapi aku harus mengungkapkan biar semua orang tahu bagaimana perasaan ku saat ini.
                Setelah melihat tidak ada respon dari lawanku, aku mulai mengata-gatainya  lawan ku(sorry tidak menggunakan nama dan tidak menggunakan kata pengganti orang utama, kedua, ketiga dan seterusnya (kalau memang ada )karena otakku tidak menyimpan namanya lagi (sudah dihapus sejak zaman purbakala). Lawanku terdiam, aku tidak tahu apa arti dari  diam itu. Sudah menyesal apa yang lawanku telah lakukan kepadaku dan ingin meminta maaf (ngeeeeeeeeek ngarep) atau menyusn strategi untuk mengerjain aku kembali. Semua itu hanya lawanku dan tuhan saja yang tahu.
                Aku sedikit kagum melihat kebersamaan senior-seniorku dalam menghargai teman-teman ceweknya. Rela membuka baju demi menahan darah yang keluar dari kepala temannya akibat kecelakaan. Kurang apa lagi untuk mengukur kebersamaan mereka.  Memang aku satu angkatan, tapi kalau begini…!!! Apakah pantas dipanggil teman???
***
                Aku mulai muak dengan semua ini, sehari ada di ruangan ini  membuatku ingin termuntah-muntah melihat wajah lawanku. Ingin saja aku memutar waktu agar jam kuliah cepat-cepat berakhir. Aku ingin pulang , langsung tidur dan melupakan masalah ini.
                                Tapi semua rencanaku hancur berantakan dikarenakan ada kuliah sore. Serasa semua rambutku ingin berdiri mendengar kabar tersebut dan kupingku keluar asap bak gunung berapi ingin meletus. Setiap detik aku melihat jam tanganku.
                “ Kenapa waktu terlalu lambat berputar” kataku dengan jengkel
                Di ruangan aku bahkan tidak melihat wajahnya apalagi bayang-bayangnya, aku gak mau kesalku kepadanya menjadi bertambah. Bisa nambah dosa aja buat orang yang gak perlu.