Halaman

Sabtu, 17 Maret 2012

Cerita Tanpa Judul


Entah mengapa hati ini merasa ada sesuatu yang menganjal .  Apakah ada sesuatu yang buruk aKan terjadi . Kegelisahaan terus menghantui diri ini.  Sebanyak-banyaknya hari sialku di dunia ini aku merasa hari ini akan menjadi hari sialku yang terburuk selama aku masih hidup dimuka bumi ini.
Semuanya dimulai dari suatu sore yang sial, aku dan teman-temanku pergi membersihkan kebun yang merupakan bagian yang perlu kami renovasi untuk menjadi kebun-kebun surga.  Berhubung karena kebunku dekat dengan lapangan bulu tangkis, aku pun tidak melewati kesempatan untuk baksos plus olaraga .  Dengan asyiknya main (sebenarnya gak asyik hanya di buat-buat asyik untuk menghibur suasana) lawanku mengenakkan ku bola tangkis kearah perut ku. Dan semua orang tertawa, bagi orang itu emang lucu tapi mereka tidak mengetahui betapa sakit terkena bola tersebut. Dan aku memaafkan lawanku dengan alasan unsur ketidak sengajaan.
Tapi tidak untuk yang kedua kalinya,lawan ku mengenakan lagi kearah leherku. Sungguh ini memang keterlaluan. Dengan emosi  ujian nasional tingkat SMA aku melemparkan raket yang ada di tanganku dan mendatangi lawanku ini. Aku gak akan seemosi ini kalau lawanku langsung minta maaf. Lawanku tertawa dengan hati yang puas karena telah berhasil mengenaiku.
“jangan kau pikir kau laki-laki tidak berani ku lawan…. Biar siapa disni kulawan juga kalau memang aku benar” kataku dengan hati yang benar-benar kesal.
Dan apa responnya lawanku…!!!! lawanku hanya tertawa. Sungguh manusia yang tidak punya hati dan perasan . dan kalau bisa jujur(memang aku mau jujur ko)dari awal aku tidak pernah menyukainya semuanya serba sok. Sok ganteng,sok pintar, sok keren, semuanya deh. Sebenarnya aku malas menulis cerita ini karena harus mengingat kajadian itu. Tapi aku harus mengungkapkan biar semua orang tahu bagaimana perasaan ku saat ini.
                Setelah melihat tidak ada respon dari lawanku, aku mulai mengata-gatainya  lawan ku(sorry tidak menggunakan nama dan tidak menggunakan kata pengganti orang utama, kedua, ketiga dan seterusnya (kalau memang ada )karena otakku tidak menyimpan namanya lagi (sudah dihapus sejak zaman purbakala). Lawanku terdiam, aku tidak tahu apa arti dari  diam itu. Sudah menyesal apa yang lawanku telah lakukan kepadaku dan ingin meminta maaf (ngeeeeeeeeek ngarep) atau menyusn strategi untuk mengerjain aku kembali. Semua itu hanya lawanku dan tuhan saja yang tahu.
                Aku sedikit kagum melihat kebersamaan senior-seniorku dalam menghargai teman-teman ceweknya. Rela membuka baju demi menahan darah yang keluar dari kepala temannya akibat kecelakaan. Kurang apa lagi untuk mengukur kebersamaan mereka.  Memang aku satu angkatan, tapi kalau begini…!!! Apakah pantas dipanggil teman???
***
                Aku mulai muak dengan semua ini, sehari ada di ruangan ini  membuatku ingin termuntah-muntah melihat wajah lawanku. Ingin saja aku memutar waktu agar jam kuliah cepat-cepat berakhir. Aku ingin pulang , langsung tidur dan melupakan masalah ini.
                                Tapi semua rencanaku hancur berantakan dikarenakan ada kuliah sore. Serasa semua rambutku ingin berdiri mendengar kabar tersebut dan kupingku keluar asap bak gunung berapi ingin meletus. Setiap detik aku melihat jam tanganku.
                “ Kenapa waktu terlalu lambat berputar” kataku dengan jengkel
                Di ruangan aku bahkan tidak melihat wajahnya apalagi bayang-bayangnya, aku gak mau kesalku kepadanya menjadi bertambah. Bisa nambah dosa aja buat orang yang gak perlu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar