Entah mengapa
hati ini merasa ada sesuatu yang menganjal .
Apakah ada sesuatu yang buruk aKan terjadi . Kegelisahaan terus
menghantui diri ini. Sebanyak-banyaknya
hari sialku di dunia ini aku merasa hari ini akan menjadi hari sialku yang
terburuk selama aku masih hidup dimuka bumi ini.
Semuanya dimulai
dari suatu sore yang sial, aku dan teman-temanku pergi membersihkan kebun yang
merupakan bagian yang perlu kami renovasi untuk menjadi kebun-kebun surga. Berhubung karena kebunku dekat dengan
lapangan bulu tangkis, aku pun tidak melewati kesempatan untuk baksos plus
olaraga . Dengan asyiknya main
(sebenarnya gak asyik hanya di buat-buat asyik untuk menghibur suasana) lawanku
mengenakkan ku bola tangkis kearah perut ku. Dan semua orang tertawa, bagi
orang itu emang lucu tapi mereka tidak mengetahui betapa sakit terkena bola
tersebut. Dan aku memaafkan lawanku dengan alasan unsur ketidak sengajaan.
Tapi tidak untuk
yang kedua kalinya,lawan ku mengenakan lagi kearah leherku. Sungguh ini memang
keterlaluan. Dengan emosi ujian nasional
tingkat SMA aku melemparkan raket yang ada di tanganku dan mendatangi lawanku
ini. Aku gak akan seemosi ini kalau lawanku langsung minta maaf. Lawanku
tertawa dengan hati yang puas karena telah berhasil mengenaiku.
“jangan kau pikir kau laki-laki
tidak berani ku lawan…. Biar siapa disni kulawan juga kalau memang aku benar”
kataku dengan hati yang benar-benar kesal.
Dan apa
responnya lawanku…!!!! lawanku hanya tertawa. Sungguh manusia
yang tidak punya hati dan perasan . dan kalau bisa jujur(memang aku mau jujur
ko)dari awal aku tidak pernah menyukainya semuanya serba sok. Sok ganteng,sok
pintar, sok keren, semuanya deh. Sebenarnya aku malas menulis cerita ini karena
harus mengingat kajadian itu. Tapi aku harus mengungkapkan biar semua orang
tahu bagaimana perasaan ku saat ini.
Setelah
melihat tidak ada respon dari lawanku, aku mulai mengata-gatainya lawan ku(sorry tidak menggunakan nama dan
tidak menggunakan kata pengganti orang utama, kedua, ketiga dan seterusnya (kalau
memang ada )karena otakku tidak menyimpan namanya lagi (sudah dihapus sejak
zaman purbakala). Lawanku terdiam, aku tidak tahu apa arti dari diam itu. Sudah
menyesal apa yang lawanku telah lakukan kepadaku dan ingin meminta maaf (ngeeeeeeeeek
ngarep) atau menyusn strategi untuk mengerjain aku kembali. Semua itu hanya
lawanku dan tuhan saja yang tahu.
Aku
sedikit kagum melihat kebersamaan senior-seniorku dalam menghargai teman-teman
ceweknya. Rela membuka baju demi menahan darah yang keluar dari kepala temannya
akibat kecelakaan. Kurang apa lagi untuk mengukur kebersamaan mereka. Memang aku satu angkatan, tapi kalau begini…!!!
Apakah pantas dipanggil teman???
***
Aku
mulai muak dengan semua ini, sehari ada di ruangan ini membuatku ingin termuntah-muntah melihat wajah
lawanku. Ingin saja aku memutar waktu agar jam kuliah cepat-cepat berakhir. Aku
ingin pulang , langsung tidur dan melupakan masalah ini.
Tapi
semua rencanaku hancur berantakan dikarenakan ada kuliah sore. Serasa semua
rambutku ingin berdiri mendengar kabar tersebut dan kupingku keluar asap bak
gunung berapi ingin meletus. Setiap detik aku melihat jam tanganku.
“
Kenapa waktu terlalu lambat berputar” kataku dengan jengkel
Di
ruangan aku bahkan tidak melihat wajahnya apalagi bayang-bayangnya, aku gak mau
kesalku kepadanya menjadi bertambah. Bisa nambah dosa aja buat orang yang gak
perlu.